Bisakah polialuminium klorida menghilangkan COD dari air?
Polialuminum klorida (PAC)adalah bahan pemurni air anorganik yang efisien. Saat mengolah air limbah yang mengandung COD, hal utama yang dilakukan adalah menghilangkan melalui flokulasi, pengendapan, dan eliminasi berbagai padatan tersuspensi dan partikel koloid dalam air limbah. COD umumnya termasuk padatan tersuspensi dalam air, dan diolah denganpolialuminium kloridaDapat mencapai efek penghapusan yang baik. Efek koagulasi dalam aplikasi pengolahan air tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kandungan zat efektif seperti aluminium oksida dan alkalinitas tetapi juga bervariasi tergantung pada kualitas air. Efek pengolahan polialuminium klorida terhadap COD (Permintaan Oksigen Kimia) merupakan indikator penting pencemaran organik di badan air, yang mencerminkan efek pemurnian komprehensifnya terhadap limbah rumah tangga.
Eksperimen yang relevan menunjukkan bahwa dengan peningkatan dosis polialuminium klorida(PAC), laju penghilangan COD meningkat dengan cepat pada awalnya, dan kemudian laju penghilangan meningkat perlahan seiring dengan peningkatan dosis lebih lanjut. Ketika mencapai nilai tertentu, dosisnya ditingkatkanpolialuminium kloridaselanjutnya tidak mengubah laju penyingkiran COD.
Catatan penggunaan:
Nilai pH air sangat mempengaruhi efek koagulasi polialuminium klorida(PAC). Biasanya, polialuminium klorida(PAC)memiliki efek koagulasi yang baik pada nilai pH berkisar antara 4 hingga 11, namun nilai pH antara 6 dan 9 menghasilkan efek koagulasi yang lebih baik. Efek koagulasi yang baik dapat menghasilkan penghilangan COD dari air limbah yang lebih baik.
Bacaan tambahan: Apa itu COD?
COD (Permintaan Oksigen Kimia): Ini adalah jumlah oksidan yang dikonsumsi ketika sejumlah sampel air diolah dengan oksidan kuat tertentu dalam kondisi tertentu. Ini mencerminkan tingkat pencemaran zat dalam air. Semakin besar Kebutuhan Oksigen Kimia, semakin parah pencemaran bahan organik di dalam air. COD dinyatakan dalam mg/L. Kualitas air dapat digolongkan menjadi lima kategori berdasarkan nilai COD, dimana Kategori I dan II mempunyai COD ≤ 15 mg/L yang pada dasarnya memenuhi baku mutu air minum. Perairan dengan nilai lebih tinggi dari Kategori II tidak dapat digunakan sebagai air minum. Kategori III memiliki COD ≤ 20 mg/L, Kategori IV memiliki COD ≤ 30 mg/L, dan Kategori V memiliki COD ≤ 40 mg/L yang menunjukkan kualitas air tercemar. Semakin tinggi nilai COD maka semakin parah pencemarannya.